Rumah Tangga Sebagai Ladang Ekonomi

Keluarga ibarat sebuah wadah. Selain wadah untuk menampung pahala sebagaimana dijelaskan pada poin sebelumnya, keluarga juga menjadi wadah bagi datangnya rezeki. Setiap anggotanya keluarga membawa rezekinya masing-masing.

Ketika kita masih single, mungkin kita belum bisa menabung sama sekali. Setiap penghasilan yang kita dapatkan hanya habis untuk keperluan sendiri. Setiap bulan mendapatkan gaji, di akhir bulan gaji itu sudah habis. Terus-menerus demikian.

Namun kondisi ini akan berubah ketika kita menikah. Meski dengan gaji yang sama, kadang gaji yang kita dapatkan cenderung cukup. Selain kepandaian mengatur keuangan, hal ini juga merupakan keberkahan menikah sebab kita menjalankan kewajiban beragama.

Pun demikian ketika kita memiliki anak, rezeki yang datang semakin tidak terduga. Dari berbagai sisi, kita tak habis-habisnya mendapatkan rezeki. Dari sini kita mulai bisa menabung dan bahkan berlebih, sudah bisa membeli rumah, kendaraan, dan lain sebagainya.

Tabungan kita akan semakin bertambah karena kita memikirkan masa depan anak. Pendidikan anak harus dipikirkan karena kebutuhan sekolah semakin tinggi, kesehatan anak, ruang bermain anak, lingkup sosialnya, dan selain sebagainya. Tabungan-tabungan itu adalah wadah bagi ladang ekonomi ini.

Kita bisa mengatur wadah-wadah itu dalam berbagai pembagian. Misalnya wadah untuk hidup sehari-hari, wadah untuk orang tua, wadah untuk anak, wadah untuk pendidikan anak, wadah sosial, dan lain sebagainya. Setiap kebutuhan kita ada wadah sendiri-sendiri. Dan rezeki akan datang untuk memenuhi wadah-wadah tersebut. Oleh sebab itu, dibutuhkan kreativitas tertentu agar wadah-wadah itu senantiasa terisi.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla,” (HR. Ahmad).

Agar berkeluarga benar-benar menjadi ladang ekonomi bagi keluarga kita, perlu kiranya kita memahami sekaligus mengamalkan empat cara Allag memberikan rezeki kepada hambanya. Semakin kita mengamalkannya, wadah itu akan semakin penuh.

  1. Rezeki yang dijamin

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa setiap makhluk hidup dijamin kehidupannya oleh Allah SWT. Janji Allah itu termaktub dalam QS. 11: 6.

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allahlah yang memberi rezekinya, dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

  1. Rezeki yang diusahakan

Allah SWT menjamin balasan atas apa yang telah dikerjakan dan diusahakan oleh hamba-Nya. Jika usaha seorang hamba bekerja setengah hari, hasilnya pun setengah hari. Jika seorang hamba bangun siang hari, ia akan kehilangan rezeki di pagi hari. Seseorang yang bersungguh-sungguh atas usaha, akan mendapatkan balasan yang maksimal dari Allah SWT. Usaha ini berlaku untuk semua makhluk.

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. (QS. 53: 39)

  1. Rezeki orang-orang yang bersyukur

Ketika mendapatkan rezeki, baik sedikit maupun banyak, sebaiknya kita tidak lupa bersyukur. Bersyukur berarti menyadari bahwa apa yang kita dapatkan tidak lepas dari pemberian Allah SWT. Cara bersyukur salah satunya adalah membelanjakannya menurut jalan Allah seperti menafkahi keluarga, bersedekah, membayar zakat jika telah sampai pada hitungannya. Jika kita bersyuku, Allah SWT menjanjikan akan menambah rezeki kita.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. 14: 7)

 

  1. Rezeki tak terduga

Ada pasti pernah mendengar rezeki nomplok, tanpa kita bersusah-susah mencari, rezeki itu datang dengan sendirinya. Rezeki ini terhitung sebagai rezeki yang istimewa. Namun tidak semua orang mendapatkannya. Hanya orang-orang yang bertakwa akan selalu dilingkupi dengan rezeki istimewa ini.

Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. 65: 3)

Label: