Hilmy Muhammad

Di kalangan pesantren, siapa tak mengenal sosok Hilmy Muhammad atau yang akrab disapa dengan nama Gus Hilmy. Lahir dan besar di pesantren, nama Gus Hilmy pun sangat dekat dan banyak diperbincangkan di kalangan pesantren, khusunya di Jogja.

Gus Hilmy adalah cucu dari KH. Ali Maksum yang merupakan Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggantikan KH. Bisri Syansuri lewat munas yang digelar pada 30 Agustus 1981. Gus Hilmy lahir di Yogyakarta, 3 Desember 1971 dari pasangan H. Muhammad Hasbullah Abdus Syakur (alm.) dan Hj. Hanifah Ali Maksum. Gus Hilmy adalah anak pertama dari empat bersaudara, ketiga adiknya ialah KH. Afif Muhammad, KH. Zaky Muhammad, dan Nyai Hj. Maya Fitria.

Gus Hilmy dibesarkan dari keluarga pesantren yang sangat kental dengan ajaran agama Islam. Secara keilmuan agama, Gus Hilmy sangat mumpuni dan menguasai. Tak hanya menghabiskan pendidikannya di pesantren saja, Gus Hilmy menempuh pendidikan Sarjana di Jususan Tafsir-Hadits IAIN Sunan Kalijaga, pendidikan Magister di Khartoum International Institute for Arabic Language, Sudan, serta Doktoral di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) Jurusan al-Qur`an dan as-Sunnah, Malaysia.

Berbekal keilmuan yang matang dan mumpuni, kemudian Gus Hilmy menjalani profesi sebagai dosen di Jususan Tafsir-Hadits IAIN Sunan Kalijaga serta, dosen di Ma’had Ali Krapyak Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, serta dosen dan Wakil Rektor III di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta.

Tak hanya di pendidikan formal saja, Gus Hilmy juga berkiprah sebagai anggota Tim Lajnah Pentashihan al-Qur`an Kementerian Agama RI, anggota Dewan Ahli Redaksi Majalah Bangkit PWNU DIY, kontributor tetap website NU Online (www.nu.or.id), dan Anggota Dewan Redaksi website NU Malaysia (www.nucim.org). Di kancah internasional, Gus Hilmy juga berkontribusi  sebagai anggota tim pada Office for Cooperation and International Affairs (OCIA) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) Saudi Arabia, serta anggota Tim Peneliti Tafsir “Perbendaharaan al-Qur`an” kerjasama Kolej Universiti Islam Selangor (KUIS) dan Majelis Agama Islam Selangor (MAIS) Malaysia.

Berbagai pencapaian ini tidak didapatkannya secara instan. Selama menjalani kuliah, Gus Hilmy aktif menempa diri dengan berbagai aktivitas kampus untuk mengasah softskill-nya. Beberapa di antaranya aktif di kepengurusan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) serta Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tafsir Hadits IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Perjalanan Gus Hilmy sebagai akademisi terbilang cukup manis. Beberapa jabatan penting di organisasi Nahdlatul Ulama tingkat kabupaten maupun provinsi pun kini dijalaninya. Gus Hilmy dipercaya sebagai Wakil Rektor III Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta (2017-sekarang), Pengurus Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) D.I. Yogyakarta (2011-sekarang), Wakil Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang (PC) NU Kabupaten Bantul (2009-2014), Wakil Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Malaysia (2005-2008), serta Katib Syuriah PCI NU Khartoum, Sudan (2002-2003).

Perlu diketahui bersama, Nahdlatul Ulama (NU) sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan yang ikut melahirkan negeri ini dinilai perlu berpartisipasi dalam percepatan pembangunan Indonesia. Di sisi lain, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY menilai Gus Hilmy dengan segala kapasitasnya yang dimilikinya mampu untuk melakukan percepatan pembangunan di Indonesia, khususnya di wilayah DIY.

Maka dari itu, PWNU DIY memberikan tugas kepada Gus Hilmy untuk maju dalam pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan DIY periode 2019-2024. Dengan mengusung tagline #LahirBatinUntukJogjaIstimewa, dengan segala kerendahan hati Gus Hilmy memohon doa dan dukungan, serta mengajak seluruh warga Jogja untuk terlibat dalam percepatan pembangunan tersebut dengan memilih Gus Hilmy. (Gushilmy.id)

Label: